PAI Kelas 6 Pelajaran 10: Senangnya Meneladani Para Nabi dan Ashabul Kahfi

Pelajaran 10 kali ini bertema “Senangnya Meneladani Para Nabi dan Ashabul Kahfi”. Kita akan mempelajari kisah-kisah teladan mulia dari Nabi Yunus a.s., Nabi Zakaria a.s., Nabi Yahya a.s., Nabi Isa a.s., dan Ashabul Kahfi.

Kisah Keteladan Nabi Yunus a.s.

Nabi Yunus a.s. adalah salah satu nabi yang mengalami kehidupan dalam tiga kegelapan, yaitu kegelapan di dalam perut ikan, kegelapan di lautan, dan kegelapan malam. Nabi Yunus a.s. adalah pembawa ajaran tauhid. Beliau menyesali tindakannya karena meninggalkan umat yang tidak mau bersujud kepada Allah Swt.

Nabi Yunus bin Matta diutus oleh Allah Swt. untuk berdakwah kepada penduduk ”Ninawa” di wilayah Maushil, Irak. Penduduk kampung ”Ninawa” berpaling dari jalan Allah Swt. dan menyembah berhala.

Seruan Nabi Yunus a.s. untuk menyembah Allah Swt. ditolak penduduk ”Ninawa”. Mereka tetap memilih menyembah berhala. Mereka lebih memilih kekafiran dan kesesatan daripada keimanan.

Mereka mendustakan Nabi Yunus a.s. mengolok-olok, dan menghinanya. Setelah lama menghadapi mereka, Nabi Yunus a.s. pun marah kepada kaumnya dan tidak berharap lagi keimanan mereka.

Nabi Yunus a.s. meninggalkan kampung kaumnya karena marah, padahal Allah Swt. belum mengizinkannya. Nabi Yunus a.s. pergi ke tepi laut dan menaiki kapal. Pada saat Yunus berada di atas kapal, ombak laut menjadi dahsyat, angin menjadi kencang dan membuat kapal menjadi oleng hingga hampir saja tenggelam.

Pada saat yang bersamaan Nabi Yunus a.s. melompat dari kapal, Allah Swt. telah engirimkan ikan paus besar yang langsung menelan Nabi Yunus a.s. dengan tidak merobek dagingnya atau mematahkan tulangnya. Nabi Yunus a.s. pun tinggal di perut ikan itu dalam beberapa waktu.

Hikmah dari kisah Nabi Yunus a.s. yang diuji Allah Swt. dan harus melompat ke dalam lautan yang dalam demi keselamatan penumpang kapal yang kelebihan muatan. Kita bisa membayangkan, bagaimana susahnya bernapas di kegelapan perut ikan yang berenang di lautan dalam nan gelap.

Namun, Nabi Yunus a.s. tetap ingat kepada Allah Swt. dan memanjatkan doa kepada-Nya. Singkat kisah, Nabi Yunus a.s. selamat sampai ke tepian berkat kasih sayang Allah Swt.

Kisah Keteladanan Nabi Zakaria a.s.

Pengharapan panjang Nabi Zakaria a.s. untuk mendapatkan keturunan tidak pernah surut. Suatu saat, Allah Swt. mengabulkan doa Nabi Zakaria a.s. sehingga ia memperoleh anak walaupun usianya telah tua. Anaknya itu diberi nama Yahya.

Nabi Zakaria a.s. yang taat beribadah terus berdoa tidak putus-putusnya kepada Allah Swt., hingga akhirnya membuahkan hasil. Suatu peristiwa yang menakjubkan, Allah Swt. memberi tanda-tanda kehamilan isteri Nabi Zakaria a.s., bahwa mulutnya tidak akan bisa berbicara selama tiga hari dengan sesama manusia, padahal ia tidak sakit.

Isteri Nabi Zakaria a.s. hanya bisa berbicara isyarat dengan tangan atau lainnya untuk memahamkan orang. Selama tiga hari itu, ia harus memperbanyak bertasbih, bertahmid di waktu pagi dan petang.

Allah Swt. memberi seorang anak kepada Nabi Zakaria a.s. Anak yang diberi nama Yahya itu kelak dapat meneruskan dakwah Nabi Zakaria a.s.

Kisah Nabi Zakaria a.s. dapat dijadikan teladan. Untuk memperoleh keinginan, kita harus berusaha dan terus berdoa dengan ikhlas. Kita tidak boleh putus asa. Setiap cobaan yang Allah Swt. datangkan, tentu ada hikmah yang terkandung di dalamnya.

Kisah Keteladanan Nabi Yahya a.s.

Nabi Yahya a.s. adalah anak Nabi Zakaria a.s. Nabi Yahya a.s. adalah seorang yang bertakwa. Beliau adalah seseorang yang cerdik pandai, berpikiran tajam sejak ia berusia muda dan berbakti kepada kedua orang tuanya.

Di samping itu, Nabi Yahya a.s. terkenal sebagai seorang nabi yang teguh pendirian dalam berdakwah. Sebagai contoh Nabi Yahya a.s. tetap menyampaikan larangan Allah Swt. kepada Raja Hirodus yang ingin menikahi anak tirinya, Herodia. Nabi Yahya a.s. tidak menghiraukan ancaman raja demi untuk menegakkan kebenaran dan melawan kebatilan.

Kita dapat mengambil suri teladan dari kisah ini, yaitu kita harus memiliki sikap yang tegas untuk mengatakan yang benar itu adalah benar dan yang salah tetaplah salah, seperti penolakan Nabi Yahya a.s. terhadap rencana pernikahan Raja Hirodus dengan putri tirinya yang bernama Herodia.

Ucapan dan perbuatan Nabi Yahya a.s. selalu diikuti karena beliau menjadi panutan atau suri teladan masyarakat saat itu. Selain itu, sikap hormat Yahya kepada orang tua dan taat beribadah kepada Allah Swt. menjadi teladan bagi siapa pun juga. Apalagi ayah beliau Nabi Zakaria a.s. merupakan sosok yang takwa kepada Allah Swt.

Oleh sebab itu, walaupun kita hidup di zaman Nabi Muhammad saw., tetapi perilaku Nabi Yahya a.s. dapat kita jadikan teladan, seperti hormat kepada orang tua, pemberani, dan teguh pendirian.

Kisah Keteladanan Nabi Isa a.s.

Nabi Isa a.s. diutus kepada Bani Israil, untuk mengajarkan tentang keesaan Tuhan dan menyelamatkan mereka dari kesesatan. Nabi Isa a.s. merupakan salah satu dari Rasul Ulul Azmi. Nabi Isa a.s. dilahirkan pada tahun 622 sebelum Hijriah atau sebelum tahun Masehi.

Dalam al-Qur’an, Nabi Isa a.s. disebut Isa bin Maryam atau Isa al-Masih. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 29 M dan ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestina. Namanya disebutkan sebanyak 25 kali di dalam al-Qur’an.

Nabi Isa a.s. adalah utusan Allah Swt. dan diberi Kitab Suci Injil. Dalam menyampaikan ajaran tauhid, beliau mendapat penolakan Bani Israil tetapi, tetap gigih menyam paikannya.

Nabi Isa a.s. diberi mukjizat oleh Allah Swt. yang diceritakan dalam Q.S al-Maidah ayat 110, intinya yaitu:

  1. Dapat berbicara dengan manusia ketika masih bayi atau masih dalam buaian.
  2. Dapat menyembuhkan orang yang buta sejak lahir.
  3. Dapat menyembuhkan orang yang berpenyakit lepra dengan seizin Allah Swt.

Nabi Isa a.s. menyampaikan kabar kepada para pengikutnya bahwa akan datang seorang Nabi dan Rasul bernama Ahmad. Nabi dan rasul yang dimaksud Nabi Isa a.s. ialah penutup dari seluruh Nabi dan Rasul, yakni Nabi Muhammad saw. Ahmad sesungguhnya nama lain dari Nabi Muhammad saw., yang ajarannya akan melengkapi seluruh ajaran Nabi dan Rasul sebelumnya.

Berdasarkan kisah Nabi Isa a.s. di atas, marilah kita ambil hikmah dan suri teladan.

  1. Kita harus menjaga kehormatan diri, kehormatan orang tua dan keluarga. Seperti yang dicontohkan Maryam, ibunda Nabi Isa a.s.
  2. Kita harus berani berkata yang benar.
  3. Kita harus meyakini bahwa Nabi Isa a.s. adalah seorang Rasul.
  4. Kita meyakini bahwa Nabi Isa diberi wahyu berupa Kitab Suci Injil.
  5. Kita harus menyembah Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa dan Mahasuci.
  6. Kita yakin bahwa orang yang takwa pasti dilindungi oleh Allah Swt. seperti Nabi Isa a.s. yang dikejar-kejar pasukan Romawi untuk disalib, tapi Allah Swt. menyelamatkannya.

Kisah Keteladanan Ashabul Kahfi

Kisah ashabul kahfi menceritakan tujuh orang pemuda dan seekor anjing yang ditidurkan oleh Allah Swt. selama 309 tahun. Kisah ashabul kahfi dapat kita temui dalam Q.S. al-Kahf/18:13.

Ashabul kahfi adalah sekelompok pemuda yang beriman kepada Allah Swt., yang meyakini bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah Swt. semata. Mereka teguh di atas keyakinan yang benar. Meskipun bertentangan dengan mayoritas masyarakat ketika itu. Ashabul kahfi mengambil keputusan untuk menghindari kejaran Daqianus dengan cara bersembunyi di gua.

Mereka berlindung di dalam sebuah gua yang cukup luas sehingga mereka bisa tinggal dengan nyaman di dalamnya. Allah Swt. juga menidurkan mereka di dalam gua tersebut selama 309 tahun sehingga mereka tak dapat dibangunkan oleh suara apa pun.

Selama tidur di dalam gua mereka mendapat perlindungan dan penjagaan dari Allah Swt.

Ketika Allah Swt. membangunkan ashabul kahfi, salah satu dari mereka pergi ke kota dengan membawa uang untuk membeli makanan. Ternyata ia mendapati negeri (yaitu negeri Daqianus) sudah berubah, penduduk dan pemerintah pun telah berganti. Penduduk tidak mengenali mereka, juga tidak seorang pun yang dia kenal dari penduduk negeri tersebut.

Demikianlah kisah ashabul kahfi yang beriman kepada Allah Swt. dan jujur dengan keimanannya tersebut. Allah Swt. balas keimanan dan kejujuran mereka dengan menyelamatkan dan memuliakan mereka dengan menjadikan mereka sebagai teladan bagi orang-orang yang beriman hingga akhir zaman.

Oleh sebab itu, sebagai anak muslim, kita harus memiliki sikap teguh pendirian terhadap keyakinan yang benar. Seperti yang dicontohkan ashabul kahfi yang berusaha untuk menyelamatkan akidahnya (keimanannya) kepada Allah Swt. Kita harus yakin, bahwa orang yang beriman dapat perlindungan dari Allah Swt.

Belum ada Komentar untuk "PAI Kelas 6 Pelajaran 10: Senangnya Meneladani Para Nabi dan Ashabul Kahfi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel