Lebih Dekat Kepada Allah dengan Mengamalkan Salat Sunnah (PAI Kelas 8) BAB 4 Semester 1
Lebih dekat kepada allah dengan mengamalkan salat sunnah tentunya sangat penting untuk kita ketahui, entah yang bersifat spontanitas maupun ilmiah. Kita dari semenjak Tk telah diajarkan bagaimana agar kita selalu selalu melaksanakan salat sunnah.
Mari Renungkan
Pelaksanaan śalat sunnah merupakan cerminan tingkat ketakwaan dan ketawakalan seorang hamba kepada Allah SWT. Dalam melaksanakan śalat sunnah kita semata-mata mengharapkan rida dari Allah SWT.
Salat ini menuntut kesungguhan dan tekad yang kuat karena kita harus merelakan waktu, tenaga, dan harta demi terlaksananya śalat tersebut.
Jadi, sudah jelas bahwa śalat sunnah itu dilaksanakan semata-mata mengharapkan kedekatan dan rida dari Allah Swt yang akan dijadikan bekal pada masa yang akan datang.
Dialog Islami
“Mengapa śalat itu disebut tiang agama?”
“Bagus sekali pertanyaanmu. Ya, begini maksudnya. Seseorang yang telah melaksanakan śalat berarti ia telah ikut menegakkan atau mendirikan agama, dan siapa yang telah meninggalkan śalat berarti ia telah meruntuhkan agama. Jika agama itu sebuah bangunan, apa yang membuat bangunan itu tegak?”
“Apakah ada śalat yang bisa kita laksanakan selain śalat wajib yang lima waktu tersebut?”
“Pada dasarnya sehari semalam kita diwajibkan untuk melaksanakan śalat lima kali yaitu Zuhur, Asar, Magrib, Isya dan Subuh. Selain śalat wajib juga ada śalat sunnah yang harus dilaksanakan antara lain śalat rawātib, śalat witir, śalat duhā, śalat tahajjud dan lain sebagainya.”
Mutiara Khazanah Islam
Salat sunnah adalah śalat yang dianjurkan untuk mengerjakannya. Orang yang melaksanakan śalat sunnah mendapatkan pahala dan keutamaan dari Allah SWT. Namun, jika seseorang tidak melaksanakan śalat sunnah, dia tidak berdosa. Rasulullah memberi teladan yang penuh dengan kemuliaan. Beliau selalu mengerjakannya, seperti śalatśalat rawatib, śalat duha, witir, dan sebagainya.
Di antara sekian banyak śalat sunnah, ada yang ditekankan untuk dikerjakan dengan berjemaah, ada yang dikerjakan secara munfarid (sendirian), dan ada yang bisa dikerjakan secara berjemaah atau munfarid.
1. Salat Sunnah Berjamaah
Secara lebih rinci, śalat-śalat sunnah yang dilaksanakan secara berjema’ah sebagai berikut :
a. Salat Idul Fitri
b. Salat Idul Adha
c. Salat Kusūf (gerhana matahari)
d. Salat Khusūf (gerhana bulan)
e. Salat Istisqā (meminta hujan)
- Salat Idul Fitri
Salat Idul Fitri adalah, śalat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan pada hari raya Idul Fitri pada setiap tanggal 1 Syawal setelah melaksanakan puasa Ramadan satu bulan lamanya. Hukum melaksanakan śalat sunnah ini adalah sunnah mu’akkad (sangat dianjurkan).
“Id” artinya kembali yaitu, dengan hari raya Idul Fitri ini kita kembali dihalalkan berbuka seperti makan dan minum di siang hari yang sebelumnya selama bulan Ramadan hal itu dilarang.
Waktu untuk melaksanakan śalat Idul Fitri itu adalah, sesudah terbit matahari sampai tergelincirnya matahari pada tanggal 1 Syawal tersebut. Adapun Tata cara pelaksanaan śalat hari raya Idul Fitri tergambar dalam cerita Amri dan Salim berikut:
Selanjutnya mereka mengikuti śalat Idul Fitri dengan khusyu bersama dengan para jemaah, dengan tata cara sebagai berikut :
- Imam memimpin pelaksanaan śalat Idul Fitri diawali dengan niat yang ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan maka bunyi niatnya adalah :
أُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) لِلهِ تَعَــــالَى
Artinya : “Saya berniat śalat sunnah Idul Fitri dua rakaat karena Allah ta’ala.”
- Pada rakaat pertama sesudah membaca do’a ifitah bertakbir sambil mengangkat tangan sebanyak tujuh kali. Di sela-sela takbir satu dan lainnya disunnahkan membaca:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً ا
Artinya : “Maha suci Allah, dan segala puji bagi Allah, tida Tuhan melainkan Allah, Allah Mahabesar.”
- Setelah takbir tujuh kali dan membaca tasbih tersebut dilanjutkan membaca surah al-Fātihāh dan membaca salah satu surah dalam al-Qur’ān. Namun, diutamakan surah Qāf atau surah al-A’lā.
- Pada rakaat kedua, setelah takbir berdiri kemudian membaca takbir lima kali sambil mengangkat tangan dan di antara setiap takbir disunnahkan membaca tasbih. Setelah itu membaca surah al-Fātihāh dan surah-surah pilihan. Surah yang dibaca diutamakan surah al-Qamar atau surah al-Gāsyiyah.
- Salat Idul Fitri ditutup dengan salam. Setelah itu khatib mengumandangkan khutbah dua kali. Khutbah yang pertama dibuka dengan takbir sembilan kali dan khutbah yang kedua dibuka dengan takbir tujuh kali. Ada pula yang melaksanakan khutbah hanya satu kali.
Setelah śalat Idul Fitri para jema’ah dianjurkan untuk bersalamsalaman untuk saling memaa’an lahir dan batin. Setelah selesai śalat, kita pulang ke rumah dengan menempuh jalan yang berbeda dengan pada saat berangkat.
- Salat Idul Adha
Salat Idul Adha, adalah śalat yang dilaksanakan pada hari raya Qurban atau hari raya Idul Adha. Salat ini dilaksanakan pada pagi hari tanggal 10 Zulhijjah bertepatan dengan pelaksanaan rangkaian ibadah haji di tanah suci. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan maka bunyi niatnya adalah :
صَلِّيْ سُنَّةً لِعِيْدِ الْأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) للهِ تَعَالَى
Artinya : “Saya berniat śalat sunnah idul adha dua rakaat karena Allah ta’ala.”
- Śalat Kusuf (Gerhana Matahari)
Salat Sunnah kusūf (kusūfus syamsi) adalah śalat sunnah yang dilaksanakan ketika terjadi gerhana matahari. Hukum melaksanakan śalat ini adalah sunnah muakkad. Waktu pelaksanaan śalat kusūf adalah, mulai terjadinya gerhana matahari sampai matahari kembali tampak utuh seperti semula.
Hal yang membedakan salat kusuf dibanding śalat pada umumnya adalah dalam śalat kusūf setiap rakaat terdapat dua kali membaca surah al-Fatihah dan dua kali rukuk. Sehingga dalam dua rakaat salat kusūf terdapat empat kali membaca surah al-Fatihah, empat kali rukuk, dan empat kali sujud. Adapun tata cara pelaksanaan salat gerhana matahari secara rinci sebagai berikut :
- Berniat untuk śalat kusūf (śalat gerhana matahari). niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan bacaan niatnya ta’ala:
أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَى
Artinya: “saya berniat śalatgerhana matahari dua rakaat karena Allah ta’ala”
- Setelah takbiratul ihram, lalu membaca doa ifitah, kemudian membaca surah al-fatihah dilanjutkan dengan membaca surah-surah yang panjang.
- Rukuk yang lama dan panjang dengan membaca tasbih sebanyakbanyaknya.
- Iktidal dengan mengucapkan (Sami’allāhu liman hamidah) tangan kembali bersedekap di dada.
- Membaca surah al-fātihah dilanjutkan dengan membaca surah al-Qur’ān yang lain.
- Kembali melakukan rukuk yang panjang dengan membaca tasbih yang sebanyak-banyaknya.
- Iktidal dengan mengucapkan (Sami’allāhu liman hamidah)
- Sujud seperti biasa tetapi sujudnya agak dipanjangkan dibanding dengan śalat pada umumnya.
- Duduk di antara dua sujud seperti biasa.
- Sujud yang kedua agak dipanjangkan.
- Bangkit menuju rakaat yang kedua, kemudian melaksanakan rakaat yang kedua sebagaimana rakaat yang pertama dilaksanakan.
- Pada sujud yang terakhir rakaat yang kedua dianjurkan untuk memperbanyak istigfar dan tasbih memohon ampunan kepada Allah SWT.
- Setelah selesai śalat, imam atau khatib berdiri menyampaikan khutbah dengan pesan yang intinya gerhana adalah salah satu kejadian yang menunjukkan kekuasaan Allah SWT. Meskipun merupakan sumber energi yang utama, matahari juga makhluk Allah SWT yang memiliki kekurangan dan kelemahan.
Belum ada Komentar untuk "Lebih Dekat Kepada Allah dengan Mengamalkan Salat Sunnah (PAI Kelas 8) BAB 4 Semester 1"
Posting Komentar