ZAKAT UNTUK KESEJAHTERAAN UMAT (PAI KELAS 10)

WAWASAN ISLAMI
Setiap manusia ingin tercukupi semua kebutuhan hidupnya, mulai dari kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal hingga kebutuhan pendidikan, kesehatan, serta rekreasi. Namun kenyataannya, sebagian orang belum dapat memenuhi kebutuhan tersebut. 
Mengapa demikian? Tentu penyebabnya beragam, di antaranya tidak memiliki pekerjaan, memiliki pekerjaan tetapi penghasilannya sangat kecil, dan ada yang memang tidak bisa bekerja karena keterbatasan fisik. Di sisi lain, ada sebagian petani hanya memiliki lahan terbatas bahkan tidak memiliki lahan. Sementara para karyawan perusahaan jumlahnya sangat terbatas, artinya jumlah angkatan kerja jauh lebih banyak dibandingkan dengan tersedianya lapangan kerja. Akibatnya, tingkat pengangguran semakin meningkat.
Pengangguran akan berdampak negatif bagi kehidupan sosial masyarakat. Di antaranya muncul perampokan, penipuan, pencurian, dan tindak kejahatan lainnya. Perilaku dosa tersebut dilakukan oleh oknum tertentu dengan alasan untuk mencukupi kebutuhan hidup. Lalu, bagaimana mengatasi masalah tersebut? 
Islam memberikan solusi untuk mengatasi masalah sosial di masyarakat tersebut yaitu mengeluarkan zakat, infak, dan sedekah, yang dikenal dengan istilah ZIS. Kesadaran mengeluarkan ZIS hendaknya ditanamkan pada setiap orang beriman untuk mengatasi permasalahan di atas. Infak artinya mengeluarkan sebagian dari harta yang dimiliki dalam rangka ibadah kepada Allah Swt. Infak itu sendiri ada yang hukumnya wajib dan sunnah. Contoh yang diwajibkan adalah zakat dan yang sunnah adalah wakaf. Sementara sedekah artinya memberikan sesuatu baik berupa materi atau pun non materi. Bersedekah berupa materi misalnya berupa sandang, pangan, dan papan. Sedekah berupa non materi misalnya sedekah tenaga, fikiran, membahagiakan orang lain dengan tersenyum kepadanya, membuang benda-benda yang mengganggu pejalan kaki, dan lain sebagainya. 
Zakat merupakan bagian dari syariat yang terkait dengan harta. Zakat termasuk model pembelanjaan harta untuk kepentingan dan kemaslahatan umat. Banyak sekali manfaat dan kemaslahatan umat yang dapat diambil dari zakat. Kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan kebutuhan lain, dapat diatasi melalui pemberdayaan harta zakat.

Perlu diketahui bahwa zakat memiliki kedudukan sangat penting dalam Islam, yaitu disamping sebagai rukun Islam, Allah juga menjadikan zakat sebagai jaminan hak fakir miskin pada harta umat.

PENGERTIAN ZAKAT

Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat merupakan kata dasar zaka yang berarti suci, berkah, tumbuh, bersih dan baik. Dengan demikian, zakat itu membersihkan atau menyucikan diri seseorang dari hartanya, karena sesungguhnya dalam harta seseorang ada milik orang orang lain. Sesudah seseorang tersebut mengeluarkan zakat, maka seseorang tersebut telah suci dari sifat-sifat kikir dan tamak dan hartanya juga berarti sudah bersih karena tidak ada lagi hak orang lain pada hartanya tersebut.

Secara lahiriah, ketika berzakat harta akan berkurang, Secara lahiriah, ketika berzakat harta akan berkurang, namun dalam pandangan Allah Swt. tentulah tidak demikian, karena dengan berzakat akan membawa keberkahan dan pahala yang bertambah. Dengan zakat pula, menciptakan pertumbuhan material dan spiritual buat orangorang miskin, serta mengembangkan jiwa dan kekayaan bagi orang-orang kaya. Perhatikanlah firman Allah Swt. dalam Q.S. at-Taubah/9: 103

خُذۡ مِنۡ أَمۡوَٰلِهِمۡ صَدَقَةٗ تُطَهِّرُهُمۡ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيۡهِمۡۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٞ لَّهُمۡۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ  

Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”

Adapun kata zakat menurut istilah syariat berarti mengeluarkan sebagian harta yang diberikan kepada orang-orang tertentu yang berhak menerimanya setelah memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh syariat. 

Syarat-syarat harta yang dizakati:

  1. Milik sempurna, artinya harta tersebut dimiliki secara sah dan dikuasai secara penuh oleh pribadi muslim.
  2. Harta tersebut dapat berkembang atau memiliki potensi untuk dikembangkan. 
  3. Sudah mencapai nisab, yaitu batas minimal harta sehingga wajib dizakati. 
  4. Harta yang melebihi kebutuhan pokok yang diperlukan seseorang dan orang yang menjadi tanggungannya demi kelangsungan hidupnya. 
  5. Mencapai haul, artinya harta itu sudah dimilikinya selama satu tahun.
Info : 
Pengelolaan zakat di Indonesia, berpedoman pada UU No. 23 Th 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Inti dari UU ini adalah: 
• Organisasi pengelola zakat 
• Pengumpulan zakat 
• Pendayagunaan zakat 
• Pengawasan zakat 
• Sangsi dan ketentuan lainnya
Muzzaki: Seseorang yang mengeluarkan harta zakat

Dasar Hukum Kewajiban Zakat

Kewajiban membayar zakat merupakan rukun Islam yang ke tiga. Sebagai Rukun Islam yang ke tiga, perintah mengeluarkan zakat lain dengan rukun-rukun Islam lainnya, kesemua rukun Islam merupakan amalan ta’abudiyah kepada Allah Swt. Namun, zakat tidak hanya berhubungan dengan Allah (habluminallah), tetapi juga berhubungan dengan manusia (habluminannas) secara langsung. 

Dalam al Qur’an, perintah zakat senantiasa digandengankan dengan perintah salat. Ini bisa diartikan bahwa zakat memiliki kedudukan yang sama tinggi dan sejajar dengan syahadatain dan salat fardu. Perintah zakat terdapat dalam dalam Q.S. al-An’am/6: 141 

َهُوَ ٱلَّذِيٓ أَنشَأَ جَنَّٰتٖ مَّعۡرُوشَٰتٖ وَغَيۡرَ مَعۡرُوشَٰتٖ وَٱلنَّخۡلَ وَٱلزَّرۡعَ مُخۡتَلِفًا أُكُلُهُۥ وَٱلزَّيۡتُونَ وَٱلرُّمَّانَ مُتَشَٰبِهٗا

وَغَيۡرَ مُتَشَٰبِهٖۚ كُلُواْ مِن ثَمَرِهِۦٓ إِذَآ أَثۡمَرَ وَءَاتُواْ حَقَّهُۥ يَوۡمَ حَصَادِهِۦۖ وَلَا تُسۡرِفُوٓاْۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُسۡرِفِينَ  

 Artinya: “Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan."

Dan firman Allah Swt. dalam Q.S. al-Baqarah/2: 83

وَإِذۡ أَخَذۡنَا مِيثَٰقَ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ لَا تَعۡبُدُونَ إِلَّا ٱللَّهَ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَانٗا وَذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينِ وَقُولُواْ

لِلنَّاسِ حُسۡنٗا وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ ثُمَّ تَوَلَّيۡتُمۡ إِلَّا قَلِيلٗا مِّنكُمۡ وَأَنتُم مُّعۡرِضُونَ  

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.”

Berdasarkan ayat-ayat di atas, jelas bahwa mengeluarkan zakat itu wajib hukumnya, bagi setiap orang yang sudah memenuhi persyaratan.

Tujuan Zakat

Disyariatkannya zakat bagi umat Islam bertujuan untuk :

  1. Menghilangkan sifat kikir, sifat tamak, dan serakah pemilik harta. 
  2. Membersihkan dan menyucikan harta dan jiwa muzakki. 
  3. Menghindari kecintaan pada kehidupan duniawi semata. 
  4. Melatih kedermawanan orang-orang beriman dan memotivasinya untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. 
  5. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak orang lain yang ada padanya. 
  6. Melindungi pemilik harta dari hukuman berat dari Allah Swt. untuk orang-orang yang menimbun harta dan tidak mau berzakat. 
  7. menanggulangi kemiskinan dan membantu fakir miskin keluar dari kesulitan hidup 
  8. membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para mustahiq, diantaranya gharimin, ibnu sabil, dan mustahiq lainnya 
  9. Memeratakan kesejahteraan dari orang kaya kepada orang miskin, yaitu mengubah penerima zakat menjadi pembayar zakat. 
  10. menolong, membantu, menyantuni orang yang tidak mampu dan orang-orang yang sangat membutuhkan pertolongan. 
  11. membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan manusia pada umumnya. 
  12. sarana pemerataan pendapatan (rezeki) untuk mencapai keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat m. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang, terutama pada mereka yang memiliki harta kekayaan 



Ayat tersebut menjelaskan bahwa dalam masyarakat, kedudukan orang itu tidak sama. Ada yang Allah Swt. berikan karunia lebih banyak, dan ada pula yang sedikit, bahkan ada yang sangat sulit. Adanya kesenjangan tersebut perlu didekatkan, salah satu caranya melalui zakat. Hikmah zakat bukan hanya sekedar mendekatkan kesenjangan, namun manfaat tersebut dapat dirasakan oleh muzakki, mustahik bahkan masyarakat, bangsa dan Negara. Zakat tidak hanya menyentuk aspek religius dan ekonomi, namun juga menyentuh aspek sosial, budaya dan lain sebagainya. Berikut ini hikmah zakat bagi:
Muzakki
Hikmah zakat bagi muzakki antara lain ;
  • Sebagai bukti orang yang beriman, mengeluarkan zakat hukumnya wajib bagi orang yang memiliki kemampuan. Dengan demikian seseorang yang sudah mengeluarkan zakat berarti sudah mentaati Allah Swt. dan Rasul-Nya. 
  • Menyadari bahwa sesungguhnya harta yang didapat bukanlah milik kita secara mutlak, ada sebagian milik orang lain karena sesungguhnya ada campur tangan orang lain ketika mengusahakannya. Bisa jadi pula, ketika mendapatkan harta tersebut ada yang syubhat cara memperolehnya. Oleh karena itu, dengan menunaikan zakat berarti sudah membersihkan dan menyucikan harta dari yang bukan milik kita, juga membersihkan harta dari cara memperoleh yang tidak dibenarkan agama. 
  • Dengan berzakat selain menyucikan harta, juga membersihkan diri dari penyakit hati, salah satu penyakit hati adalah bakhil dan tamak, bakhil merupakan perilaku tidak mau mengeluarkan harta yang semestinya harus dikeluarkan baik untuk dirinya atau orang lain, atau kepentingan agama. Sifat bakhil biasanya bergandengan dengan sifat tamak yaitu orang yang rakus dan serakah. 
  • Akan bertambah berkah hartanya, sesuai janji Allah Swt. dalam Q.S. al-Baqarah/2: 261, dan juga ada doa yang tulus dari para mustahik, karena sudah diringankan beban hidupnya dan doa yang seperti inilah yang makbul karena tidak ada hijab. 
  • Tumbuhnya akhlak mulia dalam diri seorang muslim, jiwa yang penuh welas asih, peduli kepada sesama, empati kepada penderitaan orang lain dan mendidik jiwa untuk selalu ingin memberi. 
  • Terbebasnya jiwa manusia dari ketergantungan dan ketundukan terhadap harta dunia dan dari penghambaan terhadap sesuatu  yang bersifat materi, yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. 
  • Manifestasi syukur atas anugerah nikmat yang diberikan oleh Allah Swt. pada dirinya, pengakuan akan keutamaan akan kebaikan-Nya, sehingga menjadikan dirinya termasuk kelompok tangan di atas.
Mustahik 
Hikmah zakat bagi mustahik antara lain ; 
  • Dengan adanya zakat dapat meringankan kesulitan ekonomi yang membebani kehidupan para mustahik, sehingga mereka dapat hidup layak, karena fungsi zakat untuk menolong, membantu dan membina ke arah kehidupan lebih baik dan sejahtera 
  • Zakat mampu menghilangkan sifat dengki, irihati dan benci si miskin pada si kaya, karena kesenjangan dalam masyarakat terkait status sosial, dapat teratasi dengan baik. 
  • Adanya zakat mampu menghindarkan seorang mustahik dari jalan pintas untuk melakukan perbuatan melanggar syariat seperti perampokan, penodongan, pencurian, menjual diri dan lain sebagainya. 
  • Memungkinkannya adanya perubahan status sosial karena adanya modal zakat yang tadinya seorang mustahik, dapat berubah menjadi seorang muzakki. 
  • Terjalinnya persaudaraan yang erat antara muzakki dan mustahik, sehingga menumbuhkan rasa saling sayang menyayangi. 
Masyarakat Umum 
Hikmah zakat bagi masyarakat umum antara lain ; 
  • Terciptanya lingkungan masyarakat yang aman dan tentram, karena sudah terpenuhinya kebutuhan hidup baik berupa kebutuhan sandang, pangan dan papan juga kebutuhan-kebutuhan lainnya. 
  • Mampu meminimalisir kejahatan-kejahatan yang termasuk kategori penyakit masyarakat seperti pencurian, perampokan, penodongan, penjambretan. 
  • Dapat menghilangkan problem-problem kehidupan yang ada di masyarakat seperti adanya pengamen, pengemis, peminta-minta dan lain sebagainya. 
  • Mengurangi kesenjangan sosial atau memperkecil jurang pemisah antara si kaya dan si miskin.
  • Tumbuhnya masyarakat yang peduli dan peka terhadap lingkungan, masyarakat yang saling tolong menolong dalam taqwa, masyarakat yang saling menyayangi, karena zakat merupakan salah satu bentuk pengejawantahan perintah Allah Swt. 
  • Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana yang harus dimiliki umat Islam, seperti sarana ibadah, pendidikan, kesehatan, sosial maupun ekonomi sekaligus sarana pengembangan kualitas sumberdaya manusia muslim. M
  • emasyarakatkan etika bisnis yang benar, karena zakat itu fungsinya bukanlah membersihkan harta yang kotor, maksudnya harta yang didapat dari jalan yang batil, melainkan mengeluarkan bagian dari hak orang lain dari harta kita yang kita usahakan dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan Allah Swt. 
  • Sebagai pilar amal jamaah dalam kehidupan bermasyarakat, sebagian dari kita sibuk melakukan dakwah untuk terciptanya masyarakat yang agamis, maka sebagian lagi memberikan topangan hidup secara ekonomi. 
  • Adanya zakat merupakan salah satu bentuk kongkrit dari jaminan sosial yang disyariatkan agama, karena melalui zakat, kehidupan orangorang fakir, miskin dan orang menderita lainnya, akan terperhatikan dengan baik. 
  • Dengan zakat mampu mengentaskan kemiskinan yang ada dalam masyarakat, selain kemiskinan maka otomatis kebodohan dan keterbelakangan dapat terentaskan, dengan zakat yang dikelola dengan baik dan benar, dimungkinkan membangun pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan pendapatan akan terwujud, artinya harta tidak beredar hanya di orang-orang tertentu, sehingga dengan demikian akan terwujudlah Negara yang “Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.” 
Peranan Zakat untuk Kesejahteraan Umat
Dari hikmah zakat yang sudah dijelaskan, maka dapat ditarik satu kesimpulan bahwa adanya zakat banyak mengandung hikmah dan manfaat yang demikian besar dan mulia, baik yang berkaitan dengan orang yang berzakat (muzakki), penerimanya (mustahik), harta yang dikeluarkan zakatnya, maupun bagi masyarakat keseluruhan. D
engan zakat yang dikelola dengan baik benar, maka Negara yang “Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur” dapat terwujud, dikarenakan masyarakat sudah sejahtera dan terbina dengan baik sehingga tidak ditemukan lagi orang fakir dan miskin, seperti masa pemerintahan Umar bin Abd. Azis dari Bani Umayyah. 
Untuk mewujudkan hal tersebut, aspek yang perlu dibina terlebih dahulu adalah mental para mustahik. Bagaimana caranya mereka memiliki mental produktif dan memiliki budaya malu untuk menjadi tangan di bawah. Sehingga bila para mustahik sudah memiliki mental demikian, diharapkan pada tahun-tahun berikutnya, mereka tidak lagi menjadi seorang mustahik tapi sudah menjadi muzakki.
Kemudian yang tidak kalah penting, adalah masalah pengumpulan dan penyalurannya. Mendistribusikan zakat langsung kepada mustahik secara syariah tidak disalahkan, namun itu semua, belum memenuhi semangat dan tujuan zakat itu sendiri sebagai suatu gerakan yaitu gerakan kesejahteraan dan gerakan pembangunan moral umat Islam dalam memperoleh rezeki. 
Untuk itu, sebaiknya zakat dikelola oleh lembaga seperti Baznas, Laz, Bazis atau lembaga-lembaga lainnya yang dipercaya. Karena apabila dana zakat dikumpulkan dalam sebuah lembaga, akan semakin banyak dana yang dihimpun. Semakin banyak dana zakat yang terkumpul atau dihimpun, maka semakin banyak potensi sumber daya umat yang bisa digunakan untuk kepentingan sosial dalam rangka mewujudkan kesejahteraan dan kemaslahatan umat.

Perilaku yang Mencerminkan Penghayatan terhadap Ibadah Zakat

Seseorang yang menghayati ibadah zakat, akan memiliki perilaku sebagai berikut :
  1. Senantiasa bersyukur pada Allah Swt. karena sudah dapat melawan hawa nafsu berupa sifat bakhil dan tamak, sehingga dapat menjadi tangan di atas, dengan gemar berinfak dan bersedekah. 
  2. Adanya kepedulian terhadap sesama yang mengalami kesulitan, salah satunya kesulitan ekonomi. 
  3. Rendah hati, karena menyadari sepenuhnya bahwa harta yang dimiliki hanya merupakan titipan dari Allah Swt. 
  4. Memiliki keyakinan bahwa apapun yang dikeluarkan untuk kebaikan selama hidup di dunia, akan diganti oleh Allah Swt. dengan kebahagiaan hidup baik dunia dan akhirat.
Praktik Menghitung Zakat Harta
  1. Sebelum menghitung zakat harta, hendaklah difahami terlebih dahulu tentang jenis zakat (binatang ternak, emas, perak, uang, perdagangan, profesi dan lain-lain), nisab, kadar harta. 
  2. Contoh zakat perdagangan. Seorang pedagang grosir bernama H. Ayyub memiliki asset Rp. 100.000.000,- setelah setahun memiliki keuntungan sebesar Rp 25.000.000,-. Ada hutang sebesar Rp 5.000.000,-. Berapakah zakat maal yang harus dikeluarkan H. Ayyub? JawabHarta H. Ayyub yang dizakati = (modal+laba-hutang) Rp 100.000.000 + Rp 25.000.000 - Rp 5.000.000,-= Rp 120.000.000 (mencapai nisab/harta yang dizakati) Zakat H. Ayyub 2,5% X Rp 120.000.000,-= Rp 3.000.000,- 
  3. Contoh zakat profesi. Penghasilan Ibu Kartika setiap bulan sebesar Rp 20.000.000, kebutuhan tiap bulan rata-rata Rp 8.000.000,-. Berapa zakat yang dikeluarkan Bu Kartika? JawabPenghasilan 1 tahun = 12 x Rp 20.000.000,-= Rp 240.000.000,- Rata-rata kebutuhan 1 tahun= 12 x Rp 8.000.000,-= Rp 96.000.000,- Harta yang dizakati = Rp 240.000.000,- - Rp 96.000.000,- = Rp 144.000.000,- Zakat Ibu Kartika =2,5% X Rp 144.000.000,-= Rp 3.600.000,
PENERAPAN KARAKTER 
Setelah mengkaji materi tentang “Zakat untuk kesejahteraan umat”, diharapkan peserta didik, dapat menerapkan karakter dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut:
KHULASAH
  1. Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat merupakan kata dasar zaka yang berarti suci, berkah, tumbuh, bersih dan baik, sedang menurut istilah syariat berarti mengeluarkan sebagian harta yang diberikan kepada orang-orang tertentu yang berhak menerimanya setelah memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh syariat. 
  2. Dasar kewajiban zakat terdapat dalam al Qur’an dan hadis. 
  3. Landasan filosofi zakat adalah istikhlaf, solidaritas sosial dan persaudaraan. 
  4. Penerima zakat yang disebut mustahik ada delapan asnaf yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharimin, fi sabilillah dan ibnu sabil. 
  5. Zakat terbagi dua ada zakat harta atau zakat maal dan zakat fitrah 
  6. Hikmah zakat dapat dirasakan oleh muzakki, mustahik dan masyarakat umum. 
  7. Peranan zakat sangat strategis dalam meningkatkan kesejahteraan umat lewat zakat yang bersifat produktif.
  8. Perilaku yang mencerminkan ibadah zakat adalah senantiasa bersyukur, perduli pada sesama, rendah hati.




Belum ada Komentar untuk "ZAKAT UNTUK KESEJAHTERAAN UMAT (PAI KELAS 10)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel